Senin, 03 Januari 2011

Angiospermae

Angiospermae.
1. Sejarah Angiospermae
Sejarah penemuan Angiospermae tidak terlepas dari penemuanRobert Brown pada tahun 1827 karena, Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
2. Pengertian Angiospermae.

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti bunga dan spermae yang berarti tumbuhan berbiji, jadi Angiospermae adalah tumbuhan berbiji yang tertutup tertutup. Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah. Kemudian bakal buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya. Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka, karena anggota Angiospermae mencakup sekitar 300 famili dan lebih dari 250.000 spesies. Tumbuhan ini banyak ditemukan di semua daratan dunia ini. Ada banyak factor yang menentukan sehingga angiospermae terdapat di mana-mana. Di antaranya adalah
1. mampu beadaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan
2. membentuk buah, bunga dan biji.

Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang merupakan 80% tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil/ magnoliopsida (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar.


Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).

3. Ciri-ciri Angiospermae

Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Tumbuhan Angiospermae merupakan tumbuhan berkayu dan juga terdiri dari tumbuhan yang berbatang basah, jika diferensiasi lebih lanjut nampak dari adanya trakea dalam xilem dan sel-sel pengiring dalam floem. System perakaran pada tumbuhan jenis ini ada yang berakar serabut adapula yang berakar tunggang.

Jenis batang pada tumbuhan berbiji tetutup ini sangat berfariasi yaitu ada yang bercabag-cabang ada pula yang tidak bercabang. Pada daun, kebanyakan berdaun lebar, tunggal, atau majemuk dengan komposisi yang beraneka ragam, demikian pula pada pertulangannya.

Pada bunga, pada tumbuhan berbiji tertutup ini mempunyai organ yang benar-benar merupakan bunga menurut pengertian kita sehari-hari. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari, tetapi adapula bagian-bagian bunga pada golongan ini dapat lengkap dan dapat tidak. Bunga ada, tersusun dari sporofil ditambah bagian-bagian lain misal perluasan bunga. Makrosporofil membentuk badan yang disebut putik dengan bakal biji didalamnya sedangkan makrosporofil dan mikorsporofil terpisah atau terkumpul dalam satu bunga.

Cara penyerbukan pada tumbuhan jenis ini sangat bermacam-macam caranya ada yang dibantu oleh angin yang menerbangkan serbuk sari dan adapula yang dibantu dengan bantuan serangga dan lain-lain. Serbuk sari tidak langsung jatuh pada bakal biji melainkan jatuh pada kepala putik dan jarak waktu pada penyerbukan sampai dengan pembuahan relatif lebih pendek dibandingkan dengan tumbuhan berbiji telanjang. Sel kelamin jantan berupa inti seperma (inti generatif) yang tidak bergerak aktif.

Susunan anotomi akar dan batang ada yang berkambium ada pula yang tidak, ada yang berpenebalan sekunder ada yang tidak. Berkas pembuluh pengangkutan ada yang kolateral terbuka adapula yang kolateral tertutup, dan adapula yang bikolateral. Pada Xilem terdiri dari trakea dan trakeida, sedangkan Floem dengan sel-sel pengiring.

Dari pengertian dan pemahaman diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tumbuhan berbiji tertututup ini berdasarkan sifat dan ciri-cirinya dapatdisimpulkan bahwa struktur dan sususnan bagian bagian organ tumbuhnya sangat kompleks dan berfariasi.

4. Pembentukan gamet pada Agiospermae

a. Pembentukan Gamet Jantan

Pembentukan serbuk sari terjadi di dalam kantung serbuk. Di dalam kantung serbuk terdapat banyak sel induk butir serbuk yang diploid. Sel induk butik serbuk ini kemudian akan membelah secara meiosis menjadi 4 sel butir serbuk (mikrospora) yang haploid. Seperti pada bagan berikut:



SEL INDUK BUTIR SERBUK (DIPLOID)
¯ Membelah secara Miosis
EMPAT SEL BUTIR SERBUK (HAPLOID)
¯
Masing-masing inti butir serbuk membelah secara mitosis

SATU INTI VEGETATIF DAN SATU INTI GENERATIF

b. Pembentukan Gamet Betina.

Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.




5. Proses Penyerbukan dan Pembuahan

Þ Satu inti sperma membuahi sel telur.
Þ Sampai di mikropil, inti vegetatif mati.
Þ 2 inti sperma .
Þ Inti generatif membelah.
Þ Membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga).
Þ Menempel pada kepala putik ÞButir serbuk/serbuk sari embrioÞ. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga endosperma (makanan cadangan bagi embrio).

Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.

Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu :
1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)
2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:
a. Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda.
b.Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.

c. Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.


Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.








6. Faktor yang membantu penyerbukan dan pembuahan.

A. Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4 yaitu:

a. Autogami (penyerbukan sendiri)
Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami.
b. Geitonogami (penyerbukan tetangga)
Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu individu).
c. Alogami (penyerbukan silang)
Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.

Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
a. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena:
1. Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya ....(protandri). Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung


2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari ....(protogini)

b. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah
Contoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon)

c. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama dan berbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.

d. Herkogami : Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili

B. Penyerbukan dapat terjadi dengan berbagai perantara :
a. Perantara angin disebut anemogami, dapat terjadi bila butir serbuknya amat ringan, kecil dan kering.
Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan.
b. Perantara air disebut hidrogami.
Contoh : pada tanaman air.
c. Perantara hewan disebut zoogami.
entomogamiÞBila serangga
ornitogamiÞburung
malakogamiÞsiput
kiroptorogamiÞkelelawar
d. Perantara manusia disebut antropogami.
Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia.

7. Pengelompokan Agiospermae.

Agiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dapat dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas Monocotyledoneae dan kelas Dicotyledoneae.
a. Monocotyledoneae
Mempunyai biji berkeping satu, berakar serabut, batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya. Umumnya tidak bercabang. Akar dan batang tidak berkambium. Contohnya: Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa paradisiaca (pisang), Cocos nucifera (kelapa).
b. Dicotyledoneae
Mempunyai biji jumlah kepingnya dua, berakar tunggang, batang dari pangkal besar makin ke atas makin kecil. Batang bercabang, akar dan batang berkambium. Contohnya: Casia siamea (johar), Arachis hypogea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu biji), Ficus elastica (karet)
Tumbuhan berbiji berkeping dua terdiri dari :
1. Suku Getah Getahan (Euphorbiaceae)
2. Suku kacang kacangan (Papilionaceae)
3. Suku terung terungan (Solanceae)
4. Suku polong polongan (leguminoceae)
5. Suku jambu jambuan (Myrtaceae)



















8. Ciri-ciri dan perbedaan Agiospermae.
Ciri-Ciri dan Perbedaan pada tumbuhan Agiospermae berdasarkan pengelompokannya yaitu Tumbuhan Monokotil dan Dikotil.
Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki:
1. Bentuk akar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
- Monokotil : Melengkung atau sejajar
- Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
- Monokotil : satu buah keping biji saja
- Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
- Monokotil : Tidak terdapat kambium
- Dikotil : Ada cambium
6. Jumlah kelopak bunga
- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
- Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
ANGGIOSPERMAE

DAFTAR PUSTAKA

http//www.Googe, Wikipedia-bahasa-Indonesia,ensiklopedia-bebas
http//www.Google.com/angiospermae/…/tumbuhan-bunga/tumbuhan-berbiji-tertutup

Riana,Yani dkk, 2009, Biologi 1 SMA dan MA kelas X, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 178- 185.

(http//www.Google.com/angiospermae/tumbuhan-bunga/cirri-ciri Angospermae)

Tjitro soepomo, 1994, Gembong

Amien,Aohammad. 1994. Biologi SMU Jakarta: Depdikbud – PN Balai Pustaka

3 komentar:

  1. mantep gan, cuma dieditnya belom sempurna ya? sama kurang gambar juga gan
    dwisnuaji.blogspot.com

    BalasHapus
  2. tumbuhan jenis angiospermae yang udh jarang ditemukan itu apa aja ya ?
    http://mrk.student.ipb.ac.id/

    BalasHapus
  3. Masih bingung nih gan, sebenernya "Angio" itu berarti "bunga" atau berarti "tertutup"? Beberapa sumber bilang kalo "Angio" itu "tertutup" gan... ehehehe

    BalasHapus